top of page
  • Black Facebook Icon
  • Black YouTube Icon
  • Black Instagram Icon
  • Black Pinterest Icon

Suka Duka Nomaden

  • Writer: opie evani aprilia
    opie evani aprilia
  • Jul 1, 2020
  • 2 min read

Annyeonghaseyo yeorobun~~~~~

Di tulisan kali ini aku mau bahas tentang kehidupan aku yang Nomaden, yang pernah aku mention di tulisan sebelumnya. Baca juga ya…

Nah kalau menurut https://kbbi.kemdikbud.go.id/ sendiri Nomaden itu artinya berpindah-pindah. Dan memang takdirnya pindah-pindah. Keluarga kecil kami sering berpindah karena memang pekerjaan bapak yang bisa dengan mudah pindah-pindah.

Kepindahan pertama yang aku inget waktu umur 4 tahun, waktu itu pindah ke kampung halaman mamah di Garut karena kerusuhan 98, nggak ngerti juga sih kenapa harus pindah. (1)

Lanjut pas umur 5 tahun balik ke kampung halaman bapak di Cihideung (perbatasan Bandung dan Lembang). Sekarang mah hits banget perkara ada Farm House. (2)

Setelah dua tahun yang nyaman, pas umur 7 tahun kita pindah ke Cibogo (arah ke Tangkuban Perahu), yang ini sampe harus pindah sekolah juga dan sedih sekali. (3)

Di Cibogo itu tempat tinggal terlama, 5 tahun aja sampe SMP kelas 1. Terus ikut mamah ke Sukajadi dan cuma 3 bulan aja sebelum pindah ke Cihideung lagi selama 3 bulan juga. (4)(5)

Kemudian Cikidang menjadi tempat tinggal berikutnya dan cuma 6 bulan saja sampai pindah lagi ke Garut selama setahun sampe lulus SMP. (6)(7)

Pulang dari Garut tau-tau tempat tinggal udah di Cibodas Maribaya. Disini juga cukup lama sih sampe 3 tahun an. Pas banget lulus SMA. (8)

Habis itu balik pindah ke Sukajadi karena kos ngedeketin tempat training waktu itu, cuma 3 bulan aja sebelum akhirnya beneran menetap di Jakarta. (9)

Selesai training, ada rezeki kerja di Jakarta langsung pindah dan menetap di blok M selama 1,5 tahun. Nggak lama juga sih (10)

Karena dapet promosi pindah lagi ke Tangerang karena Head Office nya disana. Kurang lebih 4 tahun. (11)

Paling terakhir banget dan sekarang beneran menetap di Jakarta karena udah pindah kantor dan kerjaan. Semoga betah dan bertahan. (12)

Dua belas kali pindah belum dihitung dengan kepindahan rumah dan kos yang beberapa kali dalam satu daerah yang sama. Kayak di Tangerang selama 4 tahun itu udah 3 kali pindah kos, di Jakarta pun udah 4 kali pindah kos. Dan begitulah kehidupan sang nomaden.

Selain kerjaan bapak yang bikin pindah-pindah masih banyak alesan kenapa bisa jadi makhluk nomaden, tapi kayaknya terlalu tidak menyenangkan. Unless you request it. Hahahaha.

Lalu berikutnya, yang mau dibagikan adalah enak tidak enak, plus minus, dan keuntungan dan kerugian dari manusia nomaden.

Kita intip enak, plus dan keuntungannya ya. Dari sisi pribadi aku, jadi manusia nomaden itu bisa meluaskan daerah jajahan. Hahaha. Intinya banyak ketemu orang, banyak silaturahmi, banyak orang asing yang jadi saudara, banyak yang bisa dikunjungi dan banyak lainnya.

Kalo ada enak pasti ada nggak enak. Nah kurang atau minusnya, ya pindah-pindah itu bukan perkara mudah sabahat. Kalian harus mengerahkan tenaga ekstra untuk beres-beres di rumah lama dan baru. Tentunya banyak barang berserakan dan akhirnya hilang entah kemana. Sedih juga kalo harus pisah sama temen-temen yang udah nyaman.

Tambahan kesedihan karena enggak punya rumah dan kamar yang menjadi saksi metamorfosa diri. Jadi ya semacam, tidak punya kenangan yang bener-bener deep. but it's okay, banyak yang nggak punya rumah malahan diluar sana. Dan balik lagi, harus bersyukur!!

Hmmm,,, kayaknya segitu deh ya.

Kalau kalian ada pengalaman jadi manusia nomaden, yuk share di kolom komentar biar bisa nambahin serunya jadi manusia tukang pindah. Heuheuheu.

Annyeong yeorobun~~~

See you on the next post. Salam sayang,,, saranghaeyo 💖

Comments


JOIN MY MAILING LIST

Thanks for submitting!

© 2023 by Lovely Little Things. Proudly created with Wix.com

  • YouTube
  • Pinterest
  • Instagram
  • Facebook
bottom of page